Minggu, 06 September 2009

Mengelola sampah ala Jepang

apa perlu bahas soal sampah ?
Tidak seperti rumah di tanah air, buang sampah super gampang, dimana setiap rumah punya


tempat sampah sendiri yang ditempatkan di depan rumah ..... di Jepang ternyata urusan sampah cukup njelimet ..... apalagi jika baru tinggal di sini....
Sistem penampungan sampah disetiap daerah berbeda-beda, ada yang hanya dikumpulkan di satu tempat ditepi jalan, tapi ada juga yang menyediakan tempat penampungan. Kebetulan daerah tempat saya tinggal, setiap RW punya tempat sampah sendiri, modelnya mirip rumah kandang burung yang berukuran besar, dilengkapi dengan sapu dan sendok sampah .... dan pintu yang dilengkapi dengan gembok. Gembok ? kenapa ?
Sampah hanya boleh dibuang 2x seminggu, yaitu Senin dan Kamis, jam 6 pagi s/d jam 8 pagi. Sampah harus dimasukkan dalam kantong plastik khusus, yang transparan sehingga bisa terlihat isi didalamnya. Sampah dipisahkan antara sampah yang dapat dibakar dan sampah yang tidak dapat dibakar/ sampah daur ulang.
Sampah yang terbakar dipisahkan lagi antara sampah kertas, plastik dan sisa makanan, nah setiap jenis sampah ini dimasukkan ke dalam tiap kantong yang berbeda, jangan coba-coba untuk mencampurnya ..... karena ada petugas sampah yang akan mengembalikan sampah yang yang tidak mengikuti aturan.
Sampah akan dikembalikan kepada pemiliknya ..... terbayang tidak ? pintu rumah diketok petugas kebersihan untuk mengembalikan sampah kita....pasti malu ya..... ketahuan tidak disiplin.
Sampah daur ulang dikumpulkan sebulan sekali ..... dan harus dipisahkan antara botol plastik, botol kaleng, botol kaca, kertas koran, baju/ selimut, dll......Jika mau repot sedikit, bisa setiap hari membuang sampah daur ulang di tempat sampah khusus yang terdapat di pertokoan.
Selain dari jadwal tersebut diatas .... harap maklum .... pintu penampungan sampah digembok !!!!!
Untuk sampah berukuran besar / sodai gomi , seperti elektronik, furniture dll .... ada beberapa cara yang bisa dipakai :
Ke1, dengan menelpon mobil sampah, dan membayarnya kurang lebih 1.000 yen ( Rp.120.000 ) untuk setiap barang yang akan diangkut, lumayan mahal ya....
Ke2, dengan membeli kupon sampah yang bisa dibeli di minimarket, setelah itu buat perjanjian dengan petugas sampah, kapan sampah akan diambil.
Jangan lengah meletakkan sampah berkupon di pinggir jalan, karena jika ada tetangga malas buang sampah lalu ikut-ikutan meletakkan barang tidak terpakainya bersama-sama dengan barang kita, akhirnya tanggung jawab akan jatuh kepada kita....dan yang pasti harus keluar lagi biaya....
Jadi jangan heran ...untuk penghematan, setiap rumah yang punya barang bekas tidak terpakai biasanya meletakkan barangnya di depan rumah disertai tulisan gomi ( sampah )...jadi siapa saja boleh ambil....
Umumnya elektronik yang dibuang bukan karena rusak....tapi karena murahnya harga elektronik di Jepang, dan sering keluarnya produk baru, yang membuat warga Jepang royal membuang barang-barangnya.
Bulan February s/d April adalah waktu di mana umumnya banyak sampah sodai gomi bertebaran, karena di bulan itu adalah waktu lulus sekolah, pindah kerja dll...... karena biaya pengiriman hampir sama dengan harga barang-barang itu sendiri, maka banyak warga yang membuang sampahnya di pinggir jalan.
Sepeda tanpa pemilik juga banyak teronggok di pertokoan, stasiun, taman, tempat parkir...berharap diangkut oleh petugas kebersihan. Sepeda yang dibuang umumnya masih dalam kondisi layak pakai, mengapa tidak diambil saja ? Ternyata, sepeda punya nomor registrasi sendiri, mirip dengan motor ....... bisa jadi urusan polisi jika punya sepeda tanpa nama yang jelas.
Ke3....ssstttt.....cara ilegal, dengan meletakkan barang di sembarang tempat, dengan harapan akan diangkut oleh petugas......ini cara yang kurang aman, karena kalau sampai ketahuan....bisa jadi panjang urusannya.
Sepeda dan mobil bekas pun berserakan di mana-mana ...... di tempat parkir dibiarkan berminggu-minggu tanpa diambil.... nah biasanya setiap bulan ada petugas yang rajin mengangkut sepeda yang tidak ada status ke tempat daur ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar