Kamis, 10 September 2009

Archive for the ‘Belajar’ Category


Ilmu tanaman sebenarnya sangatlah penting walaupun banyak yang belum menyadarinya. Banyak yang melupakan bahwa tanamanlah yang menyuport hidup miliaran umat manusia di dunia. Dari tanaman kita mendapatkan oksigen untuk bernafas dan dari tanaman pulalah kita mendapatkan bahan makanan kita.

Semakin lama lahan untuk hidup tanaman semakin terbatas padahal kebutuhan hidup manusia semakin membesar.Selain menjadi bahan utama dalam penyediaan makanan bagi seluruh mahluk hidup di dunia, tanaman juga dapat menjadi solusi energy masa depan. Penyediaan bahan bakar minyak semakin lama akan semakin berkurang dan bisa jadi keeksistensiannya akan lenyap dari muka bumi.

Penjagaan eksistensi tanaman baik tanaman pangan ataupun jenis tanaman lainnya seperti tanaman hias dan tanaman industry membutuhkan perhatian tersendiri dari manusia. Pengembangan varietas tanaman baru dengan sifat-sifat keunggulan harus ditingkatkan dengan melakukan penelitian lebih lanjut di bidang pertanian. Pembelajaran tentang ilmu tanaman saat ini mulai digalakkan oleh beberapa pemerintah berbagai negara di dunia.

Selain itu ilmu tanaman saat ini mulai diminati dan menjadi titik balik yang diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Sayangnya di Indonesia para peneliti dipandang sebelah mata dan posisinya tidak lebih baik dibandingkan dengan para pelaku ekonomi padahal peran sertanya sangat penting untuk meningkatkan perbaikan terutama perbaikan di bidang pertanian. Pemerintah sebaiknya dapat memberikan rangsangan berupa gaji yang lebih baik kepada para peneliti serta memberi kesempatan berupa beasiswa ke luar negeri untuk memberikan hasil yang terbaik untuk bangsa.

Sayangnya, karena gaji peneliti di Indonesia jauh lebih kecil serta tidak adanya penjaminan untuk hidup yang layak, banyak peneliti Indonesia yang belajar di luar negeri lebih memilih untuk bekerja di negara lain. Hal ini sebenarnya sangat merugikan Indonesia karena Indonesia telah kehilangan orang orang yang berjasa menciptakan teknologi yang dapat membawa Indonesia menuju ke negara yang lebih maju.

PERTANIAN
Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan memelihara ternak merupakan kebudayaan manusia paling tua. Tetapi dibandingkan dengan sejarah keberadaan manusia, kegiatan bertani ini termasuk masih baru. Sebelumnya, manusia hanya berburu hewan dan mengumpulkan bahan pangan untuk dikonsumsi.

AgrBC.jpg (37385 bytes) Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanianpun berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih dan padat modal. Berbagai teknologi pertanian dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan.

Di lain fihak, ilmu pertanianpun berkembang. Ilmu pertanian kemudian tumbuh bercabang-cabang, terspesialisasi, seperti misalnya agronomi, ilmu tanah, sosial ekonomi, proteksi tanaman, dsb.



Kemajuan ilmu dan teknologi, peningkatan kebutuhan hidup manusia, memaksa manusia untuk memacu produktifitas menguras lahan, sementara itu daya dukung lingkungan mempunyai ambang batas toleransi. Sehingga, peningkatan produktivitas akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang pada ujungnya akan merugikan manusia juga. Berangkat dari kesadaran itu maka muncullah tuntutan adanya sistem pertanian berkelanjutan.

Senin, 07 September 2009

Pengawet alami pengganti formalin

Sebenarnya, masalah penggunaan bahan tambahan ilegal didalam pangan telah sejak lama didengungkan oleh banyak pihak, baik


dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Perguruan Tinggi maupun oleh Yayasan Lembaga Konsumen. Tetapi, karena masyarakat konsumen belum memahami bahaya kegunaan bahan ilegal ini, ditambah dengan hukum yang tidak secara tegas menjerat produsen bermasalah, maka produsen bermasalah tetap bisa menggunakan bahan ilegal ini karena konsumen toh tidak mempermasalahkannya. Heboh di seputar penggunaan formalin pada bahan pangan menunjukkan adanya pergeseran nilai yang dianut oleh konsumen pangan di Indonesia. Tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan, ditambah dengan publikasi yang terus-menerus dari media massa mengenai bahaya penggunaan bahan ilegal, menyebabkan konsumen beramai-ramai menolak makanan yang diduga ditambahkan dengan bahan ilegal termasuk formalin yang sekarang sedang ramai dibicarakan. Hal ini memberi pukulan sangat hebat untuk industri-industri yang ditenggarai sering menggunakan formalin dalam produknya. Saat ini juga ramai dipromosikan bahan-bahan pengawet alternatif pengganti formalin. Sebagian besar alternatif yang disodorkan merupakan pengawet alami. Tetapi, sebetulnya ada banyak pertanyaan diseputar bahan-bahan pengawet ini, agar penggunaannya tidak memicu masalah baru dikemudian hari. Senyawa antimikroba adalah bahan pengawet yang berfungsi untuk menghambat kerusakan pangan akibat aktivitas mikroba. Sejarah penggunaan pengawet didalam bahan pangan sendiri bermula dari penggunaan garam, asap dan asam (proses fermentasi) untuk mengawetkan pangan. Sejumlah bahan antimikroba kemudian dikembangkan dengan tujuan untuk menghambat atau membunuh mikroba pembusuk (penyebab kerusakan pangan) dan mikroba patogen (penyebab keracunan pangan). Penggunaan antimikroba yang tepat dapat memperpanjang umur simpan dan menjamin keamanan pangan. Pemilihan dan penggunaan antimikroba perlu mempertimbangkan banyak faktor, dan semua kembali pada keseimbangan dari resiko dan keuntungan. Faktor-faktor pertimbangan untuk memilih antimikroba yang tepat adalah sifat kimiawi dan antimikroba senyawa; sifat dan komposisi produk; sistem pengawetan lain yang digunakan selain antimikroba; tipe, karakteristik dan jumlah mikroba didalam produk; aspek legalitas dan keamanan antimikroba; aspek ekonomi penggunaannya dan jaminan bahwa antimikroba tersebut tidak merusak kualitas produk. Selain itu, efektivitas penggunaan suatu senyawa antimikroba didalam bahan pangan sangat tergantung pada kondisi produk pangan seperti pH (keasaman), polaritas, komposisi nutrisi didalam bahan pangan, juga tergantung pada faktor lainnya seperti kondisi suhu dan proses pengolahan, pengemasan serta penanganan pasca pengolahan. Sejak lama telah disadari, bahwa banyak bahan alami memiliki aktivitas menghambat mikroba, yang disebabkan oleh komponen tertentu yang ada didalamnya. Laporan tertua tahun 1550 SM menyebutkan bahwa masyarakat Mesir kuno telah menggunakan rempah sebagai pengawet pangan dan pembalsem mumi. Penelitian mengenai potensi pengawet alami yang dikembangkan dari tanaman rempah (seperti jahe, kayu manis, andaliman, daun salam dan sebagainya) maupun dari produk hewani (seperti lisozim, laktoperoksidase, kitosan dan sebagainya) sendiri sebenarnya telah banyak dilakukan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada umumnya menunjukkan bahwa secara in vitro, beberapa bahan alam berpotensi menjadi antimikroba masa depan. Tetapi, jalan untuk aplikasi bahan tersebut ke dalam pangan masih sangat panjang. Dibutuhkan banyak penelitian lanjutan sebelum menyimpulkan bahwa bahan antimikroba atau pengawet alami ini dapat diproduksi secara komersial dan aman terhadap konsumen jika diaplikasikan kedalam bahan pangan. Pada bahan yang menunjukkan aktivitas antimikroba dibutuhkan identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui komponen aktif antimikrobanya, spektrum antimikrobanya serta berapa besar konsentrasi kompone

Minggu, 06 September 2009

Mengelola sampah ala Jepang

apa perlu bahas soal sampah ?
Tidak seperti rumah di tanah air, buang sampah super gampang, dimana setiap rumah punya


tempat sampah sendiri yang ditempatkan di depan rumah ..... di Jepang ternyata urusan sampah cukup njelimet ..... apalagi jika baru tinggal di sini....
Sistem penampungan sampah disetiap daerah berbeda-beda, ada yang hanya dikumpulkan di satu tempat ditepi jalan, tapi ada juga yang menyediakan tempat penampungan. Kebetulan daerah tempat saya tinggal, setiap RW punya tempat sampah sendiri, modelnya mirip rumah kandang burung yang berukuran besar, dilengkapi dengan sapu dan sendok sampah .... dan pintu yang dilengkapi dengan gembok. Gembok ? kenapa ?
Sampah hanya boleh dibuang 2x seminggu, yaitu Senin dan Kamis, jam 6 pagi s/d jam 8 pagi. Sampah harus dimasukkan dalam kantong plastik khusus, yang transparan sehingga bisa terlihat isi didalamnya. Sampah dipisahkan antara sampah yang dapat dibakar dan sampah yang tidak dapat dibakar/ sampah daur ulang.
Sampah yang terbakar dipisahkan lagi antara sampah kertas, plastik dan sisa makanan, nah setiap jenis sampah ini dimasukkan ke dalam tiap kantong yang berbeda, jangan coba-coba untuk mencampurnya ..... karena ada petugas sampah yang akan mengembalikan sampah yang yang tidak mengikuti aturan.
Sampah akan dikembalikan kepada pemiliknya ..... terbayang tidak ? pintu rumah diketok petugas kebersihan untuk mengembalikan sampah kita....pasti malu ya..... ketahuan tidak disiplin.
Sampah daur ulang dikumpulkan sebulan sekali ..... dan harus dipisahkan antara botol plastik, botol kaleng, botol kaca, kertas koran, baju/ selimut, dll......Jika mau repot sedikit, bisa setiap hari membuang sampah daur ulang di tempat sampah khusus yang terdapat di pertokoan.
Selain dari jadwal tersebut diatas .... harap maklum .... pintu penampungan sampah digembok !!!!!
Untuk sampah berukuran besar / sodai gomi , seperti elektronik, furniture dll .... ada beberapa cara yang bisa dipakai :
Ke1, dengan menelpon mobil sampah, dan membayarnya kurang lebih 1.000 yen ( Rp.120.000 ) untuk setiap barang yang akan diangkut, lumayan mahal ya....
Ke2, dengan membeli kupon sampah yang bisa dibeli di minimarket, setelah itu buat perjanjian dengan petugas sampah, kapan sampah akan diambil.
Jangan lengah meletakkan sampah berkupon di pinggir jalan, karena jika ada tetangga malas buang sampah lalu ikut-ikutan meletakkan barang tidak terpakainya bersama-sama dengan barang kita, akhirnya tanggung jawab akan jatuh kepada kita....dan yang pasti harus keluar lagi biaya....
Jadi jangan heran ...untuk penghematan, setiap rumah yang punya barang bekas tidak terpakai biasanya meletakkan barangnya di depan rumah disertai tulisan gomi ( sampah )...jadi siapa saja boleh ambil....
Umumnya elektronik yang dibuang bukan karena rusak....tapi karena murahnya harga elektronik di Jepang, dan sering keluarnya produk baru, yang membuat warga Jepang royal membuang barang-barangnya.
Bulan February s/d April adalah waktu di mana umumnya banyak sampah sodai gomi bertebaran, karena di bulan itu adalah waktu lulus sekolah, pindah kerja dll...... karena biaya pengiriman hampir sama dengan harga barang-barang itu sendiri, maka banyak warga yang membuang sampahnya di pinggir jalan.
Sepeda tanpa pemilik juga banyak teronggok di pertokoan, stasiun, taman, tempat parkir...berharap diangkut oleh petugas kebersihan. Sepeda yang dibuang umumnya masih dalam kondisi layak pakai, mengapa tidak diambil saja ? Ternyata, sepeda punya nomor registrasi sendiri, mirip dengan motor ....... bisa jadi urusan polisi jika punya sepeda tanpa nama yang jelas.
Ke3....ssstttt.....cara ilegal, dengan meletakkan barang di sembarang tempat, dengan harapan akan diangkut oleh petugas......ini cara yang kurang aman, karena kalau sampai ketahuan....bisa jadi panjang urusannya.
Sepeda dan mobil bekas pun berserakan di mana-mana ...... di tempat parkir dibiarkan berminggu-minggu tanpa diambil.... nah biasanya setiap bulan ada petugas yang rajin mengangkut sepeda yang tidak ada status ke tempat daur ulang.

Hutan kita masa depan mereka


Hutan Kita Masa Depan Mereka
Eksplorasi terhadap
Hutan yang miliki negeri ini ternyata melampaui batas. Bagaimana


tidak? Dengan
skala pelumatan
hutan 300 kali lapangan sepak bola setiap jamnya, tentu ini
menjadi indikasi yang kurang baik bagi Indonesia. Memprihatinkan memang, tapi
inilah kondisi yang harus dilihat dan dirasakan bersama.
Maraknya ilegal
loging dan kurangnya pengawasan pemerintah, semakin memperburuk kondisi
hutan
di Indonesia. Kerusakan hutan di Indonesia 76-80 persennya karena
perambahan hutan secara liar (Forest Global Assesment 2000-2005, Tempo,
4 Mei 2007). Ini megindikasikan bahwa pemerintah Indonesai sebagai penanggung
jawab utama atas kelestarian hutannya kurang berhasil dalam menjalankan
tugasanya.
Melihat kenyataan
ini tentunya harus ada upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi
ini. Apalagi melihat bahwa isu pemanasan global kini kian senter menggema.
Upaya perbaikan ini
tak harus menjadi beban pemerintah semata. Namun peran
serta semua pihak akan sangat membantu keberhasilan upaya ini.
Untuk masyarakat
pada umumnya, kesadaran untuk tidak menebang pohon sembarangan saja, sudah
cukup untuk menjadi titik awal penyuksesan perbaikan hutan kita. Kesadaran ini
jangan pernah diharapkan muncul dalam diri cukong-cukong dan orang-orang yang
mencari keuntungan sesaat dari ilegal
logging yang mereka buat. Di sinilah peran pemerintah sangat berpengaruh.
Pengawasan jual-beli dan pengiriman kayu kita harus benar-benar di perketat.
Selain itu penegakan hukum yang baik sangatlah diperlukan. Kalau perlu
pelanggar yang berkenaan dengan perusakan lingkungan harusnya dihukum
seberat-beratnya. Tentunya jika pemerintah mau serius menangani masalah ini.
Hutan kita
masa
depan anak cucu kita
Melihat urgensi
keberadaan hutan, tentu kita tak akan membiarkan hutan yang dimiliki rusak.
Baru-baru ini saja bencana benjir terjadi di mana-mana. Di Kalimantan, sungai
Musi meluap dan
membanjiri daratan di sekitarnya. Baru-baru ini, tanah longsor melanda daerah Padang. Ini sudah menjadi
pertanda bahwa keberadaan hutan menentukan sekali kondisi di sekitarnya. Akan
lebih banyak lagi ancaman-ancaman terhadap manusia karena rusaknya hutan. Belum
lagi bila menerawang ke masa yang akan datang. Melihat pengrusakan hutan di
Indonesia saat ini begitu besar maka dapat diprediksikan beberapa puluh tahun
lagi Indonesia akan mengalami kekeringan hebat. Dan parahnya lagi, Indonesia
akan menyusul sebagian besar negara-negara Afrika yang saat ini diliputi gurun
pasir. Menurut para arkeolog, sebelumnya Afrika adalah daratan yang diselimuti
hutan dengan berbagai varietas flora dan fauna. Kurang lebih kondisi Afrika
saat itu mirip Indonesia saat ini.
Dengan mengaca
dari sejarah ini, seharusnya bangsa ini sadar. Bahwa bangsa ini tak dapat hidup
dengan mengesampingkan alam. Waktu akan terus berjalan seiring dengan semakin
menuanya Indonesia. Generasi yang tua akan digantikan generasi yang lebih muda.
Siklus ini akan terus berjalan sampai nanti dunia ini hancur. Keberadaan
generasi sekarang hanya sekedar mengisi ruang-ruang kosong dalam sejarah umat
manusia. Generasi ini tak lantas menjadi berhak atas apa yang ada, apa yang ada
sekarang adalah titipan generasi setelah dan generasi sesudahnya lagi.
Cerita satu
generasi dalam ruang-ruang kosong sejarah itu tak ada artinya jika tidak ada
satu hal yang memang pantas untuk diingat oleh generasi-generasi mendatang.
Jika karena tak memiliki arti saja, generasi mendatang tak patut untuk
mengingat. Bagaimana jika generasi sekarang menyerahkan apa yang dititipkan
oleh generasi mendatang dalam kondisi yang menyedihkan. Tentu, generasi
sekarang ini sama sekali tak patut untuk diingat, atau bahkan generasi yang
akan datang berhak menghapus generasi tua ini dari memori sejarah dalam diri mereka.
Hutan, tambang,
lautan, dan kekayaan alam yang ada bukanlah hak bangsa Indonesia saat ini.
Tetapi titipan yang harus dijagadan dilestarikan dengan baik. Akan lebih baik
jika dalam menjaga dan melestarikan, generasi saat ini mengadakan pengembangan-pengembangan
dalam rangka menjag kuantitas dan kualitas alamnya. Save our nature, their nature.

Menuju globalisasi


Bersamasaan dengan masuknya isu lingkungan ke dalam politik utama adalah munculnya ekoturisme. Kekhawatiran akan lingkungan


tidak lagi merupakan "minat khusus", tetapi suadah menjadi minat setiap orang, dan bersamanya timbulah keinginan kuat untuk melihat dunia dalam semua kemegahan alamnya sebelum semuanya lenyap.
Para pelancong mencari sesuatu yang luar biasa seperti menembus hutan belantara. Ekoturisme didefinisikan di dalam buku terbaru Audumon Society, Rebirth of Nature , sebagai perjalanan dengan tujuan daerah- daerah alam yang guna mengerti budaya dan sejarah alam lingkungan sementara (mempertahankan) integritas ekosistem dan memberikan peluang ekonomi yang membuat pelestarian SDA menguntungkan secara financial bagi penduduk di kawasan tuan rumah.
Beberapa keuntungan dari Ekoturisme :

Ekoturisme Menyelamatkan Habitat
. Margasatwa menguntungkan oleh karena itu perlu dipertahankan secara menyeluruh untuk bisa memanfaaftkan keuntungan itu tanpa harus merenggut atau merusaknya itu artinya kita di haruskan mejaga dan melestarikanya.
Ekoturisme Menyelamatkan Hutan Hujan. Menyelamatkan Hutan hujan seperti halnya menyelamatkan Our Planet dimana diluar sana di Gembor- gemborkan Global warming, selain itu menyelamatkan hutan hujan juga dapat mendatangkan keuntungan tersendiri dari para turisme. Orang cenderung ingin melihat hutan yang hidup bukan tanah yang kering dan tandus.
Ekoturisme Meperkerjakan Orang. Ekoturisme juga memberikan pendapatan orang, dimana orang lokal yang dekat dengan tempat turisme mendorong untuk memberikan fasilitas seperti penginapan dan jasa lain sebagainya.
Ekoturisme adalah Cara Untuk Memperoleh Devisa. Ekoturisme juga jalan untuk memperoleh devisa dimana para turisme asing berkunjung untuk menikmati keindahan alam yang ada di negara tuan rumah.
Meningkatnya minat perjalanan petualangan dan ekoturisme memeliki kecenderugan menurun, hal ini disebabkan oleh terlalu banyaknya orang mengerumuni daerah alam dan buday khususnya terlalu banyak polusi udara yang dihasilkan oleh asap kendaran bermotor turisme.
Demikian ulasan darri saya semoga menjadi bahan kajian oleh Anda...
satu pesan dari saya
Selamatkan Bumi kita dar i Global Warming.

Mencegah Penggundulan Hutan

Pelestarian Hutan
Perambahan hutan tanpa perencanaan dan etika untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya sangatlah


berbahaya karena dapat merusak alam dan habitat serta komunitas hewan yang ada di dalamnya.
Waspada-Waspadalah & Hati-Hati Terhadap Api
Jangan membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang lokasinya berdekatan dengan hutan, karena dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika menyalakan api di dekat atau di dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap terbawa angin kencang
Mencegah cara ladang berpindah / Perladangan Berpindah-pindah
Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya tanggung jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan menggunakan pupuk organik dan jangan menggunakan pupuk non organic untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif lagi.
Menempatkan Penjaga Hutan / Polisi Kehutanan / Jagawana
Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur, mempunyai komitmen tugas dan menggunakan teknologi dan persenjataan lengkap gaji yang layak serta jaminan asuransi yang layak dan diharuskan mampu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset / harta suatu bangsa yang sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak cucu di masa yang akan datang.
Reboisasi Lahan Gundul dan Metode Tebang Pilih
Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pemilik sertifikat HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan penebang pohon harus memilih-milih pohon mana yang sudah cukup umur dan ukuran untuk ditebang. Setelah menebang satu pohon sebaiknya diikuti dengan penanaman kembali beberapa (Minimal 10, jika usia minimal tebang pohon) bibit pohon untuk menggantikan pohon yang ditebang tersebut. Lahan yang telah gundul dan rusak karena berbagai hal juga HARUS diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan pepohonan dan tanaman yang telah hilang.